PENGELOLAAN LAYANAN TRANSPORTASI SEKOLAH

  1. A.      PENGERTIAN TRANSPORTASI SEKOLAH

Layanan transportasi sekolah merupakan sarana transportasi bagi siswa untuk kelancaran proses belajar mengajar. Siswa akan merasa aman dan dapat masuk atau pulang sekolah dengan waktu yang tepat. Penyelenggara transportasi sekolah adalah sekolah itu sendiri atau pihak swasta yang bekerja sama dengan sekolah tersebut. Layanan transportasi ini biasa disebut dengan layanan antar jemput siswa karena transportasi ini selalu menjemput dan mengantar siswa mulai dari rumah ke sekolah sampai siswa tersebut pulang ke rumahnya. Adanya layanan transportasi sekolah ini, siswa tidak akan terlambat ke sekolah dan tentunya para orang tua akan merasa terbantu.

Pelayanan transportasi sekolah pada prinsipnya sama dengan layanan khusus lainnya, yakni penyediaan fasilitas guna mencapai tujuan pendidikan. Hanya bidang yang digarap dan fasilitasnya yang berbeda.

Transportasi sekolah dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan angkutan untuk personil sekolah (siswa dan staf sekolah) baik ke dan dari sekolah. Atau lebih banyak dikenal dengan istilah kegiatan antar jemput bagi personil sekolah. Karena ada kemungkinan antar jemput murid sekaligus untuk para pegawainya. Namun dengan emikian tidak mengurangi arti transportasi yang sebenarnya.

Bus sekolah digunakan untuk mengangkut anak-anak sekolah antara rumah mereka ke sekolah apabila tempat tinggal mereka terlalu jauh untuk ditempuh dengan berjalan kaki. Di AS bus sekolah biasanya memiliki warna khusus yaitu kuning dan dilengkapi dengan lampu peringatan lalu lintas serta perlengkapan pengaman lainnya yang digunakan ketika para penumpang naik atau turun dari bus. Bus sekolah biasanya dioperasikan oleh distrik sekolah atau oleh penyedia jasa bus sekolah yang dikontrak. First Student memperkenalkan bus-bus kuning di Britania Raya. Namun kebanyakan pelayanan bus sekolah dilakukan dengan menggunakan bus-bus biasa. Di negara-negara lain, bus sekolah tidak selalu berwarna kuning. Buenos Aires, dan kemungkinan juga bus-bus sekolah lainnya di Argentina diberi warna oranye dan ditulisi “escolares.

Tetapi yang saya lihat pada saat ini, memang sudah banyak transportasi antar jemput untuk para siswa,tetapi tidak semua siswa ikut ke dalam transportasi tersebut karena kebanyakan transportasi tidak bekerja sama dengan pihak sekolah. Jika transportasi antar jemput itu bisa bekerja sama dengan pihak sekolah, maka pastinya seluruh siswa di sekolah bisa ikut transportasi antar jemput itu. Karena dengan adanya transportasi antar jemput mempermudah mereka untuk pulang sekolah dengan cepat tanpa harus menunggu angkutan lainnya , atau berbahaya lagi dengan menggunakan kendaraan sendiri.

 B.       TUJUAN TRANSPORTASI SEKOLAH

Tujuan utama dengan adanya transportasi sekolah yaitu membawa siswa ke sekolah dan mengantarkan pulang kerumahnya masing-masing dengan harapan selamat sampai tujuan. Transportasi juga dimaksudkan untuk kegiatan karya wisata atau mengangkut siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler.

Dalam hubungannya dengan pelayanan transportasi sekolah ini, Smith Atkinson dalam bukunya “The Educator Encyclopedia” meyebutkan tujuan transportasi, sebagai berikut:

  1. Untuk memberikan layanan transportasi bagi seluruh siswa, karena alasan jarak antara sekolah dan rumah
  2. Untuk melengkapi kemungkinan keamanan transportasi
  3. Untuk transportasi kemungkinan dengan program instruksional
  4. Untuk menciptakan kondisi yang lebih positif, baik mental, moral, dan fisik dari siswa-siswa
  5. Pengoperan transportasi agar dapat diperoleh efisiensi dan ekonomis
  6. Menunjukan simpati masyarakat bahwa transportasi dimaksudkan untuk keamanan, efisiensi, dan merupakan terstandard.

Kalau menurut saya, tujuan dengan adanya transportasi sekolah yaitu mempermudah para siswa saat berangkat ke sekolah dan pulang ke rumah, tanpa menunggu angkutan lain sehingga kemungkinan besar tidak telat saat berada di sekolah. Selain itu tujuannnya yaitu untuk keamanan para siswanya, maksudnya adalah saat pulang sekolah pasti banyak para siswa yang tidak langsung pulang, maka dengan adanya transportasi sekolah dapat mengurangi bermain para siswa dan orang tua pun tidak akan khawatir.

Di Amerika dana anggaran belanja untu transportasi ditegakkan dalam setiap negara bagian dan  merupakan biaya utama pendidikan masyarakat. Transportasi dengan bus sekolah telah tumbuh menjadi proporsi yang sedemikian rupa sehingga dalam tahun 1966 tidak kurang dari 270.000 kendaraan membawa kurang lebih 16 juta siswa setiap hari.

C.      MASALAH-MASALAH LAYANAN TRANSPORTASI SEKOLAH

Masalah-masalah yang dihadapi layanan transportasi sekolah penekannya pada 4 (empat) kriteria, yaitu:

  1. Keselamatan
  2. Ekonomi
  3. Kecukupan
  4. Efisiensi

Sebagai pengelola dan pendidik, pimpinan sekolah harus memperhatikan keempat masalah tersebut.

1.      Keselamatan

Keselamatan ini sebagian merupakan masalah pendidikan dan sebagiannya merupakan masalah kondisi bus-bus sekolah yang mengangkut para siswa. Satu tugas penting dari pimpinan sekolah adalah menanamkan kebiasaan keselamatan pada murid-muridnya. Oleh karena itu beberapa gambaran harus diberikan pada anak-anak oleh yang berwenang. Menangani anak-anak lewat aturan sesungguhnya merupakan salah satu jalan yang efektif dalam mendidik anak-anak untuk hati-hati, apalagi cara penyampaiannya secara lisan.

Bagaimanapun juga anak-anak harus dibuat untuk memperhatikan dan mengerti apa yang harus dibuat demi keselamatan dan demi kesejahteraan mereka sendiri, serta keselamatan anggota-anggota seperjalanan yang turut mengendarai bus sekolah ke dan dari sekolah. Dengan kata lain, menjadi penumpang bus yang baik tak terpisahkan dengan arti pendidikan mereka. Itu merupakan bagian terpenting.

Hal ini mungkin melalui berbagai macam bentuk gambar, yaitu berupa majalah bergambar, iklan dan lain-lain yang dibuat anak-anak dan guru, untuk menggambarkan secara gamblang bahaya-bahaya yang dialami bila aturan-aturan dan pencegahannya tidak diperhatikan serta tidak ada unsur hati-hati dari pengemudi. Lewat perhatian yang terarah dan kelakuan yang pantas dari orang-orang yang mengendarai dalam bus, maka pola kelakuan yang baik dapat ditanamkan pada anak-anak. Suatu kombinasi dan beberapa pendekatan lebih mungkin untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan.

2.      Ekonomi

Dari kriteria ekonomi, kepala sekolah hanya dapat menyarankan kepada pengawas wilayah agar dilakuakn penghematan. Penghematan Dapat terwujud jika rute-rute bus dirubah, mengatur daftar rencana perjalanan atau menganalisa secara ekonomis dibuat perbandingan bila menggunakan bus milik sekolah untuk rencana kontrak. Jika kepala sekolah menanggapi informasi ini secara baik pada transportasi murid, maka hal ini akan terlihat dari kebijaksanaan-kebijaksanaan transportasi yang dipertimbangkan.

 3.      Kecukupan

Pelayanan bus sekolah adalah cukup bila dihubungkan dengan perbandingan murid-murid sekolah yang tinggal melebihi jarak satu mil dari sekolah dimana transportasi di sediakan. Ketentuan ini berbeda-beda secara luas dalam suatu aturan wajib belajar, dimana ada pengecualian bagi murid-murid yang tinggal dengan satu jarak tertentu dari suatu sekolah umum. Satu ukuran yang berat dari kecukupan pelayanan bus sekolah adalah satu tingkat untuk apa rencana-rencana yang ada sampai pada murid-murid yang tinggal pada ketentuan-ketentuan ditetapkan dalam batas satu, dua atau tiga mil atau berapa saja jaraknya sesuai dengan ketentuan aturan.

Kepala sekolah membutuhkan kesiagaan menunjang kemajuan yang dicapai dalam membakukan bus sekolah sesuai dengan perintah administrasi dan petunjuk operasi pengangkutannya. Tugas menjelaskan pada orang tua untuk membayar pajak sebagai suatu ukuran betapa pentingnya keselamatan dan kesenangan murid. Hal ini harus diperhatikan oleh para kepala sekolah.

 4.      Efisiensi

Efisiensi merupakan salah satu kriteria yang lain yang semestinya diterapkan dalam mengevaluasi transportasi murid. Kriteria efisiensi hal keluarnya rute bus dalam kaitannya dengan waktu dan keselamatan yakni tempat stasiun muatan, menggunakan bus-bus pada hari-hari sekolah. Mengawasi anak-anak dalam bus dan dalam hal penyiapan laporan-laporan pengemudi, laporan kecelakaan dan laporan-laporan kepala sekolah ke kantor pusat.

Kewenangan dalam bidang transportasi bus sekolah menganjurkan kepala sekolah melaporkan sekali seminggu terhadap pengawas-pengawas sekolah. Laporan itu akan berisi data untuk setiap bus sekolah yang digunakan dalam mengangkut anak-anak, jumlah jarak yang ditempuh dalam perjalanan, perubahan dalam rencana bus dan komentar terhadap sifat pelayanan yang dibuat. Kepala sekolah mendapatkan instruksi setiap bus melayani sekolahnya pada rute yang biasa pada sewaktu-waktu sebagaimana ditentukan.

D.      PERATURAN TENTANG MANAJEMEN SISWA

Tujuan manajemen siswa adalah untuk memberikan perlindungan yang layak terhadap segala tingkah laku selama di bus. Barang kali faktor yang cukup menentukan adalah sikap dari anak yang menyenangi sopirnya, sering mengajak ngobrol sopirnya, sering bercanda dengan sopoirnya, dll. Begitu pula dengan sopirnya harus memiliki sikap humor yang lebih dengan murid-muridnya. Sehubungan dengan ini, Smith Krouse Atkinson dalam bukunya menyebutkan keterbukaan dan peraturan yang dipaksakan sangat berguna dalam manajemen siswa. Aturan demikian untuk:

  1. Keberangkatan siswa dijadikan untuk menentukan tempat duduk dalam bus
  2. Tidak diperkenankan makan sesuatu didalam bus
  3. Larangan bagi para siswa untuk mengeluarkan tangan atau badan lainnya
  4. Siswa harus bisa tenang saat perjalanan dari rumah sampai sekolah
  5. Tidak diperkenankan para siswa untuk membuang sampah dijalan melalui jendela

E.   PEMELIHARAAN dan PERAWATAN KENDARAAN TRANSPORTASI

Kepala bagian boleh menaikkan standart khusus yang merupakan dasar untuk melengkapi standart umum seperti ketentuan yang ada. Keamanan, kenyamanan, ekonomis, awet dan perbaikan-perbaikan yang mungkin dilaksanakan. Beberapa sekolah dibagian tertentu membuka toko/cabang bengkel mereka sendiri, walaupun keluar dari susunan pekerjaan ini. Sedangkan untuk perbaikan sampingan, mungkin bisa dikerjakan oleh pengemudinyasendiri yang telah mempunyai beberapa keahlian seperti mekanik.

Fasilitas pemeliharaan bus bisa cukup besar, baik itu untuk penyediaan garasi dan kelengkapan bengkel. Oleh karena itulah pada bengkel sangat dituntut adanya kelengkapan dan juga alat-alat tangan untuk kebutuhan lainnya. Dalam peraturan juga disebutkan bahwa semua kendaraan sekolah bisa dioperasikan dengan kondisi memungkinkan, baik dalam perencanaan, perbaikan, dan pencegahan.setiap bus diperiksa secara sempurna seperti aslinya, dan penggantian oli dilakukan setiap bulan sekali atau lebih bila menghadapi kesulitan.

DAFTAR RUJUKAN

Kusmintardjo. 1992. PENGELOLAAN LAYANAN KHUSUS SEKOLAH. Jilid II. Malang: UPT PERPUSTAKAAN UM

Kariono. 2011. Layanan transportasi sekolah untuk menekan tidak masuk dan terlambat ke sekolah bagi siswa, online, (http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/pub/detail/layanan-transportasi-sekolah-untuk-menekan-tidak-masuk-dan-terlambat-ke-sekolah-bagi-siswa-studi-kasus-di-sekolah-dasar-islam-terpadu-al-hikmah-bence-garum-blitar-kariono-50928.html. diakses, 02 Juni)

Dikutip dari internet, online, (http://id.wikibooks.org/wiki/Moda_Transportasi/Moda_Transportasi_Jalan. diakses, 02 Juni)

 

PENGELOLAAN KAFETARIA SEKOLAH

  1.  A. KONSEP DASAR KAFETARIA SEKOLAH

Kantin (dari bahasa Belanda: kantine) adalah sebuah ruangan dalam sebuah gedung umum yang dapat digunakan pengunjungnya untuk makan, baik makanan yang dibawa sendiri maupun yang dibeli di sana. Kantin sendiri harus mengikuti prosedur tentang cara mengolah dan menjaga kebersihan kantin.Makanan yang disediakan kantin haruslah bersih dan halal.Jenis-jenis makanan yang disediakan pun minimal harus memenuhi 4 sehat 5 sempurna.Biasanya para pembeli harus mengantri dalam sebuah jalur yang disediakan untuk membeli makanan.

Kantin hampir selalu ada di tiap sekolah di Indonesia. Biasanya kantin menjadi tempat berkumpul bagi para murid. Pesan-ambil-bayar-duduk mungkin merupakan prinsip para pengguna fasilitas kantin. Ramainya kantin disebabkan oleh obrolan siswa-siswi yang makan bersama. Kebanyakan murid menganggap penting kantin sebagai tempat bersosialisasi, tempat berkumpulnya seluruh angkatan.

Kafetaria sekolah merupakan tempat pelayanan khusus yang menyediakan makanan dan minuman untuk para siswa dan staf sekolah lainnya, disuatu tempat yang biasanya merupakan bagian dari bangunan sekolah. Dengan demikian diharapkan para siswa tidak akan keluar komplek sekolah selama waktu istirahat.

Sedangkan secara lebih khusus Carter V.Good dalam bukunya “ Dictionary of Education” mengatakan kafetaria adalah suatu ruang atau bangunan yang berada di sekolah, dimana menyediakan makanan pilihan atau sehat untuk siswa dan dilayani oleh petugas kafetaria.

Dengan demikian kafetaria sekolah menurut saya adalah tempat dimana seluruh warga sekolah bisa membeli makanan atau minuman saat jam istirahat tiba dengan teman-temannya, selain itu kafetaria terkadang hanya digunakan para siswa sekedar untuk mengobrol dan membeli makanan kecil atau jajan dan minuman. Disinilah tempat warga sekolah untuk menghabiskan waktunya untuk makan saat jam istirahat, ketika mereka sudah merasa lapar dan menguras tenaganya saat proses belajar mengajar dimulai.

Dengan adanya kafetaria sekolah merupakan alternatif untuk memecahkan permasalahan-permasalahan di sekolah, misalnya banyak sekolah menghadapi kesulitan mengatur kedisiplinan siswanya untuk menepati waktu pelajaran dikarenakan siswa harus membeli “jajan” makanan atau minuman di luar sekolah. Juga untuk memperoleh makanan yang sehat dan bersih serta layanan yang baik guna menciptakan pikiran dan konsentrasi siswa atau warga sekolah lainnya.

B.       TUJUAN dan FUNGSI KAFETARIA SEKOLAH

Kafetaria sekolah merupakan suatu komponen yang penting dan merupakan bagian yang integral dari program pendidikan di sekolah. Sebagaian besar sekolah menyajikan fasilitas kafetaria untuk membantu program sekolah secara menyeluruh. Sekolah harus dapat menggunakan kafetaria sebagai suatu upaya sekolah yang sangat bernilai bagi tujuan-tujuan sekolah seperti kesehatan, efektivitas sosial, efisiensi ekonomi, hubungan-hubungan kelompok. Untuk mengusahakan ini, staf sekolah, murid, dan orang tua harus memahami nilai-nilai yang terkandung dalam belajar yang secara tidak langsung diberikan dari usaha layanan program kafetaria.

Dari penjelasan kafetaria sekolah diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi kafetaria sekolaha adalah, sebagai berikut”

Membantu pertumbuhan dan kesehatan siswa dengan jalan menyediakan makanan yang sehat, bergizi, dan praktis

Mendorong siswa untuk memilih makanan yang cukup dan seimbang

Untuk memberikan pelajaran sosial kepada siswa

Memperlihatkan kepada siswa bahwa faktor emosi berpengaruh pada kesehatan seseorang

Memberikan bantuan dalam mengajarkan ilmu gizi secara nyata

Mengajarkan penggunaan tata krama yang benar dan sesuai dengan yang berlaku di masyarakat

Sebagai tempat untuk berdiskusi tentang pelajaran-pelajaran di sekolah dan tempat menunggu apabila ada jam-jam kosong.

Berhubungan dengan tujuan dan fungsi kafetaria diatas, maka sekolah harus menyediakan kafetaria yang bersih, menyenangkan, luas, menarik, tenang, dan tertib. Karena banyak kita ketahui bahwa sekolah-sekolah tidak begitu memfokuskan kafetaria sebagai salah satu tempat yang sangat penting di sekolah. Terkadang sekolah hanya membangun kafetaria yang sangat kecil bahkan tidak seimbang dengan jumlah warga yang ada di sekolah. Begitupun juga penataan meja atau kursi, penataan kursi dan meja sangat penting agar warga sekolah saat berkunjung di kafetaria bisa merasa nyaman, baik saat makan ataupun hanya sekedar berdiskusi atau mengobrol.

C.      PRINSIP-PRINSIP KAFETARIA SEKOLAH

Dalam menyenggarakan atau mendirikan kafetaria sekolah yang baik hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  • Kafetaria sekolah harus tidk dipandang sebagai suatu usaha penciptaan keuntungan di sekolah (non komersial)
  • Program kafetaria harus dianggap sebagai bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan
  • Harga makanan dan minuman harus bisa dijangkau oleh daya beli siswa
  • Penyajian dan pelayanan makanan dan minuman harus memadai dan cepat
  • Lokasi kafetaria harus strategis karena sangat mempengaruhi keefektivan operasi dan koordinasi program-program kafetaria
  • Personil-personil kafetaria harus menyediakan makanan yang bergizi dan menarik, serta menjamin selera pembeli
  • Memberikan kebijaksanaan keuangan (korting) dapat mendorong berkembangnya program kafetaria karena dapat menarik pembeli
  • Program kafetaria harus dapat menyeimbangkan antara kapasitas makanan dan harga begitu juga gizinya.

Dengan melihat prinsip-prinsip kafetaria sekolah diatas, maka sekolah harus benar-benar menjalankan prinsip tersebut. Kalau dilihat dari segi makanan yang disediakan di kafetaria sekolah, kebanyakan saat ini banyak yang menyediakan makanan ringan yang tidak bergizi bahkan berbahaya jika sering dikonsumsi. Oelh sebab itu, kepala sekolah juga harus bisa terjun langsung untuk melihat makanan dan minuman apa saja yang tidak pantas untuk dijual di kafetaria sekolah agar warga sekolah etrutama siswa-siswanya tidak keracunan atau sakit setelah memakan makanan di kafetaria sekolah.

Kantin sekolah memberikan peluang untuk mengembangkan tingkah laku dan kebiasaan positif di kalangan siswa. Hal-hal berikut dapat diperhitungkan oleh kepala sekolah  untuk memperbaiki lingkungan kantin sekolah:

  1. menentukan prosedur untuk menutup dan membuka kantin atau kapan anak-anak memasuki dan meninggalkan kantin;
  2. memperhatikan semua perilaku murid dalam kantin;
  3. menyusun suatu aturan pembayaran yang tidak merugikan kantin;
  4. membuat pengaturan tempat duduk yang serasi;
  5. menentukan aturan-aturan bagi perilaku anak-anak di meja makan;
  6. mengatur dekorasi, seperti: lukisan, poster-poster kesehatan;
  7. menyajikan musik selama jam makan siang;
  8. mengatur anak-anak yang makan siang dengan membawa makanan sendiri; menyusun prosedur pengembalian talam atau tempat makanan dan pada saat meninggalkan ruangan makan

Dengan dimikian, keberadaan kantin di sekolah, tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum siswa semata, namun juga dapat dijadikan sebagai wahana untuk mendidik siswa tentang kesehatan, kebersihan, kejujuran, saling menghargai, disiplin dan nilai-nilai lainnya.

D.      KAFETARIA dan PROGRAM PENDIDIKAN di SEKOLAH

Memang tidak tepat rasanya jika kafetaria sekolah menyediakan atau menjual makanan ringan yang tidak bergizi, sedangkan guru-guru berusaha mengajarkan kebiasaan makan makanan yang bergizi secara baik. Jadwal yang kurang baik di beberapa sekolah mungkin akan menyebabkan anak-anak sangat tergesa-gesa menuju kafetaria, sehingga murid-murid tidak sempat cuci tangan. Praktek yang demikian biasanya mencerminkan suatu ketimpangan mutu pengelolaan sekolah. Kafetaria juga harus memperhatikan dekorasi dan pengaturannya, karena bau makanan biasanya merupakan masalah yang pokok dalam kafetaria. Untuk itu fasilitas yang cukup harus disediakan untuk menghindari bau makanan.

Pengajaran di kelas mengenai kebiasaan makan yang baik dan standar kesehatan harus dihubungkan dengan praktek atau latihan yang nyata dalam kafetaria sekolah. Sebagai contoh gizi harus dipilih dan disesuaikan dengan selera anak-anak. Pelajaran mengenai pemilihan makanan yang sehat dan baik akan sangat berarti apabila diikuti dengan suatu kunjungan pemilihan makanan di kafetaria sekolah. Banyak kemungkinan yang diperoleh guna memperbaiki pengajaran kesehatan yang didasarkan pada masalah yang nyata dalam kafetaria sekolah.

E.       PENATAAN SARANA FISIK KAFETARIA SEKOLAH

Ukuran kafetaria pada umumnya berbeda-beda antara sekolah satu dengan yang lain, namun luas kafetaria harus dapat menampung 25-35% atau 1/3 dari keseluruhan jumlah siswa pada suatu sekolah. Apabila setiap menit dapat terlayani 5 sampai 10 siswa,maka dalam 15 menit akan dapat terlayani 75 sampai 150 siswa, yang berarti sekolah harus bisa menyediakan tempat duduk kurang lebih 150 siswa. Tersedianya sarana kafetaria yang memadai tentunya sangat mempengaruhi kecepatan pelayanan yang pada akhirnya akan sangat mempengaruhi kenyamanan dari para siswa.

Ruang kafetaria juga menjadi ruang yang paling bising di sekitar sekolah, selama waktu makan. Oleh karena itu lokasi kafetaria sebaiknya agak jauh dari ruang belajar atau kelas-kelas sehingga suara bising dan bau yang berasal dari kafetaria tidak mengganggu proses belajar mengajar. Cara lainnya agar tidak terganggu saat proses belajar mengajar khususnya kelas yang dekat dengan kafetaria yaitu dengan memberikan kedap suara pada bahan bangunan kafetaria sehingga kebisingan yang berasal dari kafetaria sekolah dapat dikurangi.

F.       STANDAR KESEHATAN YANG BAIK

Kafetaria sekolah harus bisa memberi kesan yang baik kepada siswanya mengenai kebersihannya. Selain itu, kafetaria juga harus bisa menggambarkan pengajaran kesehatan bagi siswa, sehingga timbul anggapab bahwa apa yang dilakukan kafetaria merupakan contoh tentang makanan yang sehat. Kriteria yang tepat bagi kesungguhan sekolah dalam pengajaran kesehatan adalah jumlah, jenis, dan tempat makanan kecil, misalnya permen yang ada di kafetaria. Jika ada permen “murahan” diletakkan pada pintu masuk kafetaria, siswa akan beranggapan bahwa kafetaria itu lebih tertarik untuk mengumpulkan uang yang banyak dengan sedikit kerja tanpa memandang pendidikan kesehatan. Sebaliknya, jika permen yang diletakkan di pintu masuk kafetaria berkualitas baik, maka dapat dikatakan bahwa standar dan prinsip kesehatan kafetaria selalu diperhatikan oleh orang-rang yang bekerja dikafetaria tersebut.

G.      ORGANISASI PENYELENGGARAAN KAFETARIA SEKOLAH

Berikut adalah bentuk organisasi kafetaria sekolah yang dapat dipertimbangkan dalam menyelenggarakan kafetaria sekolah:

Jabaran tugas (Job Discription):

  1. Kepala sekolah

Tugasnya yaitu menentukan kebijakan, mengawasi, dan memberikan supervisi untuk kelancaran kafetaria sekolah

  1. Manajer kafetaria

Tugasnya yaitu melaksanakan kebijakan kepala sekolah dan bertanggung jawab atas kegiatan kafetaria sehari-hari

  1. Bendahara

Tugasnya yaitu mempertanggungjawabkan semua pemasukan dan pengeluaran keuangan kepada manajer dan membuat laporan keuangan (harian/bulanan/tahunan)

  1. Bagian pembelian

Tugasnya yaitu bertanggung jawab atas penyediaan dan pengadaan bahan makanan sebelum diproduksi

  1. Bagian penjualan

Tugasnya yaitu bertanggung jawab atas penjualan dan pelayanan makanan, dan membuat laporan kepada bagian keuangan

  1. Bagian produksi

Tugasnya yaitu bertanggung jawab atas menu dan pengolahan makanan yang disajikan di kafetaria dan membuat laporan kepada bagian penjualan dan bagian keuangan

  1. Bagian kebersihan

Tugasnya yaitu bertanggung jawab atas kebersihan peralatan dan lingkungan kafetaria

  1. Bagian keamanan

Tugasnya yaitu bertanggung jawab atas keamanan barang-barang milik kafetaria dan juga milik pembeli

Dari pembagian tugas diatas, yang tidak kalah penting yaitu bagaimana dengan adanya kafetaria di sekolah, tidah hanya memenuhi kebutuhan makan dan minum saja tetapi melainkan juga harus bisa sebagai wahana untuk mendidik seluruh warga sekolah dalam menjaga kebersihan, kejujuran, saling menghargai, dll

 

DAFTAR RUJUKAN

Kusmintardjo. 1992. PENGELOLAAN LAYANAN KHUSUS DI SEKOLAH. Jilid II. Malang: UPT PERPUSTAKAAN UM

Anonim. t.t, online, (http://id.wikipedia.org/wiki/Kantin. diakses, 02 Juni)

Depdiknas. 2007. Tentang Kantin Sekolah, online, (http://www.dinaspendidikan-parepare.info/index.php?option=com_content&view=article&id=217%3Atentang-kantin-sekolah-&catid=46%3Apeserta-didik&Itemid=1. Diakses, 02 Juni)

Pengelolaan Layanan Kesehatan Di Sekolah

A.      PENDAHULUAN

Dalam masa pembangunan ini, khususnya pembangunan usia Indonesia. Perhatian kepada golongan anak dan pemuda sebagai tunas bangsa yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan baik jasmani maupun rohani tidak dapat diabaikan. Hal ini dikarenakan mereka merupakan generasi penerus bangsa dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, pembinaan dan pemeliharaan terhadap golongan anak dan pemuda perlu mendapatkanperhatian sedini mungkin sehingga kemudian hari diharapkan menjadi manusia yang bertanggung jawab dan berguna bagi bangsa dan negara. Usaha untuk mencapai sasaran tersebut tentunya juga merupakan tugas dan tanggung jawab sekolah sebagai lembaga pendidikan. Usaha kesehatan bagi tunas bangsa tersebut akan mencapai tujuan apabila dilaksanakan secara teratur.

Tanggung jawab yang utama dalam kesehatan anak terletak pada keluarga. Akan tetapi tanggung jawab itu juga ada pada sekolah dan masyarakat. Di luar lingkungan keluarga yang paling banyak pengaruhnya terhadap perkembangan adalah guru. Berkenaan dengan kesehatan ini, terutama kesehatan jiwa dari masyarakat yang akan datang, banyak ditentukan peranan sekolah pada masa kini.

Suatu program kesehatan sekolah yang efektif harus didasarkan pada kesediaan untuk menerima program kesehatan pada pendidikan umum yang diarahkan pada pemecahan masalah-masalah kesehatan yang sekarang ada serta disusun secara logis berdasarkan prinsip-prinsip kesehatan dan pendidikan.

B.       PEMBAHASAN

1. KESEHATAN SEBAGAI TUJUAN PENDIDIKAN

Dalam Undang-undang No 9 tahun 1960 tentang pokok-pokok kesehatan pada BAB I, pasal 2 menjelaskan bahwa kesehatan ialah keadaan yang meliputi kesehatan badan, rohani (mental) dan sosial, dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Dari pengertian tersebut, maka jelaslah bahwa manusia di dunia ini mempunyai hak untuk hidup sehat.

Di Amerika Serikat, seperti yang disebutkan oleh American Council of Education dinyatakan bahwa tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kesehatan adalah memperbaiki dan menjaga kesehatannya sendiri an ikut bertanggung jawab untuk menjaga kesehatan orang lain. Secara lebih terperinci disebutkan bahwa di Amerika Serikat untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, murid-murid harus mempunyai:

  1. Pengetahuan dan pemahaman tentang:
  • Fungsi badan yang normal dalam hubungan dengan praktek kesehatan yang baik
  • Bahaya-bahaya kesehatan yang penting, pencegahan, dan pengendaliannya
  • Hubungan antara proses mental dan fisik dalam kesehatan
  • Sumber-sumber penerangan tentang kesehatan yang dapat dipercaya
  • Metode-metode ilmiah dalam mengevaluasi konsep-konsep kesehatan
  • Pengaruh keadaan sosio ekonomis terhadap kesehatan
  • Masalah-masalah kesehatan masyarakat, seperti masalah yang berhubungan engan sanitasi, kesehatan industri, dan kesehatan sekolah
  • Organisasi dan pelayanan masyarakat untuk memperbaiki dan menjaga kesehatan

2. Ketrampilan dan kemampuan:

  • Kemampuan untuk mengatur waktu termasuk merencanakan makanan, pekerjaan, rekreasi, waktu istirahat, dan libur
  • Kemampuan untuk mencapai dan mempertahankan penyesuaian emosi yang baik
  • Kemampuan untuk memperbaiki dan mempertahankan makanan yang bergizi
  • Kemampuan untuk menggunakan pelayanan-pelayanan medis secara intelejen
  • Kemampuan untuk menghindari diri dari penyakit dan infeksi

3. Sikap dan apresiasi:

  • Keinginan untuk mencapai kesehatan yang optimum
  • Kepuasan pribadi dalam melaksanakan praktek kesehatanyang baik
  • Penerimaan tanggung jawab aats kesehatan dirinya sendiri dan bekerja untuk memperbaiki

Dari penjelasan-penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kesehatan sangat penting bagi seluruh siswa di sekolah agar dalam proses pembelajaran dapat  berjalan dengan baik dan tiak terganggu oleh penyakit-penyakit yang datang ke dalam tubuh para siswa. Oleh  karena itu pengelolaan layanan kesehatan di sekolah harus bisa dikelola sekolah dengan baik dan teratur.

2. PERENCANAAN PROGRAM KESEHATAN SEKOLAH

Pada dasarnya ada tiga tanggung jawab sekolah dalam bidang kesehatan, yaitu: (1) Memajukan kesehatan murid-murid, (2) Melindungi murid-murid dari penyakit, dan (3) Membantu untuk mendapatkan bantuan untuk perbaikan cacat tubuh. Pada awal tiap tahun ajaran, program kesehatan sekolah haruslah direncanakan secara terperinci ketiga unsur atau aspek, yaitu: (1) Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat, (2) pendidikan kesehatan, dan (3) Pelayanan kesehatan sekolah.

3. PENDIDIKAN KESEHATAN DI SEKOLAH

Thomas D.Wood mengatakan bahwa pendidikan kesehatan adalah semua pengalaman yang mempunyai pengaruh yang menguntungkan terhadap kebiasaan, sikap, dan pengetahuan yang berhubungan dengan kesehatan individu masyarakat dan ras. Yang dimaksud dengan kesehatan ras disini bukan perbedaan ras manusia, melainkan pergantian generasi yang satu dengan generasi berikutnyayang lebih sehat.

Sedangkan R.E. Grout, mendefinisikan pendidikan kesehatan atas dasar tindakan masyarakat dan tujuan-tujuan sosial, yaitu penterjemahan dari apa yang telah diketahui tentang kesehatan ke dalam pola-pola tingkah laku individu dan masyarakat yang baik dengan proses pendidikan.

4. TUJUAN PENDIDIKAN KESEHATAN DI SEKOLAH

Buku tuntunan pelaksanaan UKS menegaskan bahwa tujuan pendidikan kesehatan adalah menanamkan kebiasaan hidup sehat kepada anak didik, agar dapat turut bertanggung jawab terhadap kesehatan dirinya serta lingkungannya dan ikut aktif dalam usaha-usaha kesehatan. Sedangkan dalam buku pedoman kerja puskesmas, dijelaskan bahwa tujuan pendidikan kesehatan di sekolah ialah agar murid dari tahun ketahun bersekolah mendapat pengetahuan secara ilmiah, mengembangkan sikap positif ke arah kesehatan, membawa pula kebiasaan-kebiasaan hidup sehat yang dipelajari di sekolah dan menerapkan kebiasaan kesehatan baru untuk memelihara dan memperbaiki kesehatannya dan kesehatan lingkungan.

5. CARA MEMBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN DI SEKOLAH

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan sekolah dalam memberikan pendidikan kesehatan, seperti yang diungkapkan dalam Pedoman Puskesmas sebagai berikut:

  1. Cara perseorangan: pemberian pelajaran perseorangan, mencatat sendiri pertumbuhan dirinya oleh setiap anak, pembicaraan dan wawancara secara perseorangan untuk mempelajari masalah-masalah kesehatan, laporan perseorangan dari kunjungan-kunjungan yang telah dipecahkan.
  2. Cara kelompok: kunjungan-kunjungan ke puskesmas, tempat-tempat pembersihan air, penyelidikan-penyelidikan keadaan sanitasi dalam masyarakat, pembicaraan alam kelas, pembicaraan dengan para ahli.

Agar pelaksanaan pendidikan kesehatan bisa berjalan dengan baik, maka diperlukan lingkungan sekolah yang bersih dan juga pelayanan kesehatan yang baik juga.

6. LAYANAN KESEHATAN DI SEKOLAH

Jesse Ferring William mengatakan bahwa layanan kesehatan siswa adalah sebuah klinik yang didirikan sebagai bagian dari Universitas atau sekolah yang berdiri sendiri yang menentukan diagnosa dan pengobatan fisik dan penyakit jiwa dan dibiayai dari biaya khusus dari smeua siswa.

Dengan demikian, menurut saya layanan kesehatan di sekolah merupakan layanan yang diberikan oleh sekolah kepada seluruh warga sekolah terutama murid-muridnya yang berhubungan dengan kesehatan.

Pelayanan kesehatan membantu pendidikan kesehatan bagi murid-murid, bukan saja melalui pemberian informasi kepada anak-anak mengenai kesehatannya, tetapi juga melalui hubungan dengan petugas-petugas kesehatan. Oleh karena itu kepala sekolah dan guru-guru harus mengetahui apakah pelayanan kesehatan itu, sehingga dapat bekerja sama dengan petugas-petugas  kesehatan dengan efektif dan membuatnya menjadi pengalaman-pengalaman yang bersifat mendidik. Guru-guru juga perlu mengetahui tugas dari masing petugas kesehatan bagi murid dan bagi guru-guru. Kepala sekolah hendaknya menghubungkan pelayanan kesehatan itu dengan kebijaksanaan pengajaran di sekolahnya.

7. TUJUAN DAN FUNGSI LAYANAN KESEHATAN SEKOLAH

Pada dasarnya tujuan layanan kesehatan sekolah adalah:

  1. Mengikuti perkembangan dan pertumbuhan anak didik
  2. Mengetahui gangguan kesehatan sedini mungkin
  3. Pencegahan penyakit menular
  4. Pengobatan secepat-cepatnya
  5. Rehabilitasi

Tujuan usaha kesehatan sekolaha secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehinggamemungkinkan pertumbuhan  dan perkembangan anak yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukkan manusia Indonesia yang berkualitas. (Suliha, 2002).

Sedangkan secara khusus, tujuan usaha kesehatan sekolah adalah untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang mencakup memiliki pengetahuan, sikap, dan ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan. Sehat fisik, mental, sosial maupun lingkungan, serta memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba, alkohol, dan kebiasaan merokok serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah pornografi dan masalah sosial lainnya. (Komang, 2008).

Sedangkan fungsi layanan kesehatan sekolah adalah:

  1. Menafsirkan keadaan kesehatan siswa an pegawai sekolah
  2. Menasehati murid dan orang tua
  3. Memberikan semangat dan menyembuhkan penyakit
  4. Membantu dalam mendidik anak
  5. Membantu mencegahdan mengontrol penyakit
  6. Memebrikan layanan darurat untuk luka/penyakit yang datang tiba-tiba

8. JENIS-JENIS LAYANAN KESEHATAN

Shuster dan Wetzler dalam bukunya ”Leadership in Elementary School Administration and Supervision” menyebutkan bahwa jenis-jenis layanan kesehatan sekolah meliputi:

  1. Klinik Sekolah

Dalam pelaksanaannya dapat bekerja sama dengan layanan kesehatan umum, misalnya puskesmas, rumah sakit, dll.

  1. Ujian Kesehatan
  2. Pemeriksaan Gigi
  3. Bimbingan Kesehatan
  4. Pertolongan pertama pada kecelakaan

C.  KESIMPULAN

Pelaksanaan program kesehatan sekolah agar dapat berjalan dengan tujuan yang hendak dicapai, maka diperluakan adanya kerja sama antar pelaksana yang ada di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan yang ada di Departemen Kesehatan. Kerja sama tersebut dapat berjalan dengan lancar, apabila masing-masing pelaksana memahami sejauh mana peranan yang harus dilakukan.

Untuk mencapai tujuan-tujuan itu, sekolah juga harus bisa memberikan layanan kesehatan di sekolah sesuai dengan standar yang harus diberikan oleh warga sekolah terutama para muridnya. Karena layanan kesehatan atau UKS merupakan layanan atau tempat yang sangat dibutuhkan saat berada di sekolah ketika warga sekolah atau murid-muridnya mengalami sakit, dari sakit yang tidak terlalu parah sampai penyakit yang parah. Apalagi banyak siswa-siswanya yang pasti mengalami sakit secara mendadak, maka UKS merupakan tempat yang tepat untuk menangani pasien sebagai langkah awal atau tindakan pertama bagi pasien, sehingga penyakit tersebut tidak menjadi lebih parah.

DAFTAR RUJUKAN

Kusmintardjo. 1991. PENGELOLAAN LAYANAN KHUSUS DI SEKOLAH. Jilid I. Malang: UPT PERPUSTAKAAN UM

Anonim. t.t, online, (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17283/4/Chapter%20II.pdf. Diakses, 02 Juni)

PENGELOLAAN LAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Pasti tidak asing mendengar atau membaca kata perpustakaan bukan ?, apa sih yang dimaksud dengan perpustakaan ?. bagaimana sih pengelolaan layanan perpustakaan di sekolah ?. nah dari pada bertanya-tanya, silahkan membaca sedikit pengetahuan tentang perpustakaan di bawah ini.

 

Untuk yang pertama, saya akan menjelaskan pengertian perpustakaan menurut beberapa para ahli. Perpustakaan berasal dari pustaka, dalam bahasa jawa kawi yang berarti buku, naskah, karya tulis. Perpustakaan berarti di bukukan, ditulis.

Elizabeth H. Thomson dalam bukunya “ALA Glassary of Libraryterms”, menyatakan bahwa perpustakaan adalah suatu ruangan atau gedung tempat menyimpan koleksi buku-buku dan sejenisnya, yang diorganisir dan diadministrasi sebagai bahan bacaan, memperoleh informasi, dan belajar. Sedangkan Moeksam dalam bukunya tentang ilmu perpusatakaan mengatakan bahwa perpustakaan adalah tempat pengumpulan pustaka/kumpulan pustaka yang di susun dan diatur dengan sistem tertentu, sebagai tiap-tiap warkat, dan tiap-tiap tulisan, sehingga sewaktu-waktu diperlukan dapat diketemukan dengan mudah dan cepat.

Jadi, menurut saya kesimpulan dari perpustakaan di sekolah merupakan tempat yang sangat berguna sekali bagi para siswa atau para guru untuk menambah pengetahuan atau ilmu yang diperoleh dengan cara membaca buku-buku yang telah di sediakan baik berupa buku-buku seperti dongeng, komik, majalah ataupun buku-buku pelajaran. Apalagi seorang guru pasti harus memiliki referensi yang cukup banyak untuk kegiatan mengajarnya. Oleh karena itu mereka bisa mencari segala bahan ajarnya di perpustakaan dan juga mempermudah para siswa untuk mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh bapak atau ibu guru mereka. Dan pastinya perpustakaan harus di design secara rapi baik tempatnya maupun penataan buku-buku, agar para pengunjungnya benar-benar tertarik untuk masuk dan membaca buku-buku yang telah di sediakan. Jadi, jika dikaitkan dengan proses belajar mengajar di sekolah, perpustakaan di sekolah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan aktifitas siswa serta meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran.

Bagaimana sih mengembangkan kebiasaan membaca melalui perpustakaan sekolah ?. karena banyak kita ketahui loh para siswa itu malas membaca di perpustakaan, bayangkan saja melirik perpustakaan saja jarang mereka lakukan. Kemudian apa yang harus dilakukan pihak sekolah untuk mengtasi masalah seperti itu. Berikut akan di jelaskan beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kegemaran membaca melalui perpustakaan.

 

 

Nah disini sekolah harus bisa menyediakan bahan bacaan yang diminati oleh para siswa, baik itu berupa bacaan seperti majalah remaja, buku cerita, komik, buku-buku pelajaran, dll yang sesuai dengan keragaman tingkat perkembangan anak. Selain itu sekolah harus bisa menjadikan perpustakaan sekolah sebagai tempat yang menyenangkan bagi para siswa melalui penataan yang bagus dengan pelayanannya yang ramah. Ditambah juga dengan membuat promosi dan kegiatan pengembangan minat dan kegemaran membaca dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah. Dan pastinya dengan cara memberikan tugas tambahan kepada siswa di luar kelas yang berkaitan dengan terbatasnya jam pelajaran di dalam kelas, itu juga merupakan cara untuk menunjang minat membaca para siswa. Oleh karena itu guru sebaiknya senantiasa mendorong siswa untuk lebih banyak membaca di luar jam-jam sekolah, dan tugas membaca dapat dipantau dengan membuat laporan, resensi buku atau membuat laporan garis besar yang telah dibacanya (sinopsis) dengan memanfaatkan bacaan yang tersedia di perpustakaan. Serta cara lainnya yaitu dengan menyediakan waktu bagi siswa untuk berkunjung ke perpustakaan baik secara perseorangan maupun klasikal yang sekaligus merupakan jam belajar di perpustakaan.

Selanjutnya jika membicarakan pengelolaan perpustakaan sekolah, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah pengadaan. Yang dimaksud pengadaan disini yaitu meliputi pengadaan gedung atau ruangan perpustakaan, peralatan atau perlengkapan perpustakaan, serta koleksi perpustakaan.

  • Gedung/ruangan perpustakaan sekolah

Mengadakan gedung perpustakaan dibuat secara permanen/semi permanen. Yang disebut gedung permanen adlah gedung yang di design khusus untuk perpustakaan. Sedangkan gedung perpustakaan semi permanen adalah gedung perpustakaan yang tidak di design khusus untuk perpustakaan. Ruangan untuk setiap personil yang ada di perpustakaan, yaitu:

  1. Ruang pimpinan          : 15 m2
  2. Ruang staf                   : 7,5 m2
  3. Ruang guru                 : 3 m2
  4. Ruang serbaguna         : 7,5 m2
  5. Ruang reference          : 3×10% jumlah siswa
  6. Ruang baca                 : 1,6 m2 per siswa
  7. Ruang penjilidan         : 10 m2
  8. Ruang gudang             : 8 m2

Demikian hal-ha yang perlu diperhatikan untuk mendirikan perpustakaan sekolah yang ideal.

  • Pengadaan peralatan/perlengkapan perpustakaan

Peralatan/perlengkapan perpustakaan disini yaitu rak buku, almari, laci katalog, meja, kursi. Peralatan-peralatan tersebut termasuk barang tidak habis pakai dan harus masuk dalam daftar inventaris perpustakaan, selain itu perpustakaan juga memerlukan barang habis pakai yaitu alat tulis menulis untuk penyiapan dalam peminjaan buku dan alat pemeliharaan perpustakaan secara keseluruhan.

  • Pengadaan koleksi

Alokasi jumlah koleksi perpustakaan sekolah meliputi: buku teks minimum tersedia 5 judul untuk setiap displin ilmu, buku reference tergantung dengan jenis dan tingkat sekolah, buku fiksi dan non fiksi tersedia minimum 10 judul, koleksi yang menunjang profesi guru, bacaan tentang daerah, buku tentang perpustakaan sendiri, audio visual.

Kegiatan akhir dari perpustakaan adalah dengan diadakannya evaluasi perpustakaan sekolah. Evaluasi perpustakaan sekolah harus didasarkan pada kriteria yang berkaitan dengan staf perpustakaan, penggunaan perpustakaan oleh murid, administrasi dan organisasi perpustakaan, pemilihan materi perpustakaan, dan karakteristik khusus dari layanan perpustakaan sekolah.

Diatas merupakan sedikit pengetahuan tentang perpustakaan sekolah. Semoga dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Terima kasih

 

DAFTAR PUSTAKA

Kusmintardjo, 1992. Pengelolaan Layanan Khusus di Sekolah. Jilid II. Malang: UPT Perpustakaan UM

Darmono. 2007. Jurnal Pengembangan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar. (online). (http://library.um.ac.id/images/gbjps/art01dar.pdf). Senin, 27 Mei.

 

PENGELOLAAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING di SEKOLAH

 

  1. A.      Konsep dasar Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dalam keseluruhan sistem pendidikan khususnya di sekolah. Guru  sebagai salah satu pendukung unsur pelaksana pendidikan yang mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung pelaksana layanan bimbingan pendidikan di sekolah, dituntut untuk memiliki wawasan yang memadai terhadap konsep-konsep dasar bimbingan dan konseling di sekolah.

Kegiatan memberikan bimbingan dan konseling merupakan bukan hal yang baru dalam lingkungan kita. Kegiatan memeberikan nasehat, saran, dan petunjuk merupakan hal yang biasa dilakukan oleh guru kepada muridnya dalam memecahkan masalah dan memberikan saran  untuk menentukan pilihan dan pengambilan keputusan.

Dewasa ini kegiatan-kegiatan seperti diatas dilaksanakan berdasarkan suatu program yang sistematis dengan metode dan teknik yang sedikit banyak berbeda dengan yang terdahulu. Istilah bimbingan (guidance) dan penyuluhan (counseling) mengandung pengertian yang luas dengan arah dan lapangan yang luas dalam pelaksanaannya. Pentingnya guidance dan counseling sudah semakin dirasakan dalam berbagai kehidupan di sekolah, di rumah, lembaga-lembaga pemerintah dan bahkan di lembaga-lembaga manapun dimana terdapat interaksi antara manusia yang satu dengan yang lainnya.

Bimbingan seringkali diartikan secara salah dan terkadang juga dirumuskan secara kurang tepat. Menurut Arthur Jones salah satu sebabnya adalah gerakan bimbingan ini dimulai dengan pekerjaan Frank Parson dimana ia hanya menekankan pada aspek vokasional saja. Oleh karena itu banyak orang beranggapan bahwa seolah-olah pekerjaan bimbingan itu hanya berhubungan dengan hal yang berkenaan dengan usaha mencari pekerjaan dan menempatkan orang-orang dalam pekerjaan yang cocok dengan bakat dan kemampuannya. Akibatnya, bimbingan itu sendiri kehilangan maknanya yang khusus sehingga mereka berpendapat bahwa istilah bimbingan sebaiknya dihapuskan.

Untuk memperoleh pengertian bimbingan secara lebih jelas, berikut dikutipkan beberapa pengertian bimbingan.

Definisi yang diungkapkan oleh Miller, Bimbingan merupakan proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah, keluarga, serta masyarakat.

Year Book of Education (1995) menyatakan bahwa bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuan agar memperoleh kebahagiaan pribadi.

Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa bimbingan berarti bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain yang memerlukannya. Perkataan membantu berarti dalam bimbingan tidak ada paksaan tetapi lebih menekankan pada pemberian penerangan individu kearah tujuan yang sesuai dengan potensinya. Jadi, dalam hal ini pembimbing sama sekali tidak ikut menentukan pilihan atau keputusan dari orang yang dibimbingnya. Yang menentukan pilihan adalah individu itu sendiri.

Dan bimbingan konseling sekolah menurut saya merupakan seorang guru yang banyak membimbing dan membantu murid-muridnya saat megalami permasalahan yang dihadapi dan tidak tahu untuk menyelesaikannya sehingga murid-murid bisa berkonsultasi untuk sekedar mendapatkan saran dari masalah yang dihadapi. Tetapi dari pihak guru tidak harus memutuskan muridnya untuk mengikuti saran yang telah diberikan. Dan guru tersebut didalam sekolah-sekolah disebut dengan guru bimbingan konseling.

Tanggung jawab sekolah ialah membantu para siswanya baik sebagai pribadi maupun sebagai calon anggota masyarakat dengan mendidik dan menyiapkan siswa agar berhasil menyesuaikan diri di masyarakat dan mampu menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya. Program bimbingan dan konseling membantu berhasilnya program pendidikan pada umumnya.

  1. B.       Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling

Agar pelaksanaan program bimbingan di sekolah dapat efektif, maka prinsip-prinsip berikut ini dapat dijadikan atau pertimbangan.

  1. Bimbingan hendaknya didasarkan pada suatu konsep yang benar tentang individu dan didasarkan atas pengakuan akan kemuliaan, kehormatan, serta keindividuannya.
  2. Bimbingan harus memperhitungkan tujuan murid, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
  3. Bimbingan berorientasi pada kooperasi dan bukan pada paksaan. Oleh karena itu kesiapan phisokolis dari murid-murid hendaknya menentukan cara dan banyaknya bantuan yang diberikan kepada murid.
  4. Bimbingan sangat menaruh perhatian pada usaha murid, sikap-sikapnya dan keinginan untuk berhasil. Disamping itu data yang diperoleh dari hasil-hasil penelitian dan pengukuran sangat perlu untuk diperhatikan.
  5. Bimbingan adalah suatu proses yang berkesinambungan. Oleh karena itu bimbingan yang efektif dimulai sejak murid memasuki sekolah sampai ia berhenti atau lulus dan mulai memasuki dunia pekerjaan.
  6. Bimbingan terdiri atas serangkaian pelayanan suplementer yang didasarkan atas saling mempercayai dan pengertian bersama agar dapat memenuhi kebutuhan yang nyata dari murid. Bimbingan harus diorganisir sebagai usaha-usaha yang terintegrasi.
  7. Suatu program bimbingan yang efektif membutuhkan personil yang mendapatkan latihan dan persiapan serta pendidikan secara khusus. Petugas bimbingan harus mengembangkan kewenangan-kewenangan tertentu apabila ia ingin melakukan bimbingan secara berhasil dan efektif.
  1. C.      Peranan Kepala Sekolah dalam Penyelenggaraan Bimbingan Konseling

Keberhasilan program pelayanan bimbingan konseling di sekolah tidak hanya ditentukan oleh keahlian dan ketrampilan para petugas penyuluh, namun juga sangat ditentukan oleh ketrampilan seluruh staf sekolah dalam memberikan pelayanan tersebut. Untuk itu diperlukan adanya team work yang terdiri atas kepala sekolah, konselor, guru penyuluh, guru, phikolog, dan pekerja sosial. Agar tim ini dapat bekerja lebih efektif dan efisien, maka diperlukan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas.

  1. D.      Tugas dan Fungsi Kepala Sekolah dalam layanan Bimbingan Konseling

Sebagai administrator, kepala sekolah bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan seluruh program sekolah pada umumya. Khususnya program layanan bimbingan konseling di sekolahnya. Karena posisinya yang sentral di dalam sekolah, kepala sekolah adalah orang yang paling berpengaruh dalam pengmbangan atau peningkatan pelayanan bimbingan konseling di sekolah.

Tugas kepala sekolah dalam pengembangan program bimbingan konseling di sekolah adalah, sebagai berikut:

  1. Seleksi staf

Memilih staf yang mempunyai kepribadian dan pendidikan yang cocok untuk melaksanakan tugasnya. Termasuk disini mengadakan analisa untuk mengetahui apakah diantara satf yang ada terdapat orang yang sanggup melkaukan tugas yang lebih spesialis.

  1. Menentukan peranan dari anggota staf

Menentukan tugas dan peranan dari anggota-anggota staf dan membagi tanggung jawab. Untuk menentukan tugas-tugas ini kepala sekolah dapat meminta bantuan kepada anggota satf yang lain.

  1. Waktu dan fasilitas

Mengusahakan dan mengalokasikan dana, waktu, dan fasilitas untuk kepentingan program bimbingan konseling di sekolah.

  1. Menginterpretasikan program

Menginterpretasikan program bimbingan kepada murid-murid yang diberi pelayanan, kepada masyarakat yang membantu program bimbingan. Dalam menginterpretasikan program bimbingan mungkin perlu bantuan dari staf bimbingan tetapi tanggung jawab terletak pada kepala sekolah sebagai administrator.

(R.N Hatch dan B. Stefflre).

  1. E.       Tugas dan Fungsi  Konselor Sekolah

Hatch dan Stefflre mengatakan bahwa tugas utama seorang konselor adalah melakukan konseling. Beberapa sifat yang harus dimiliki oleh seorang konselor adalah:

ü  Mempunyai minat yang wajar terhadap masalah-masalah dan kebutuhan-kebutuhan murid dalam mengatasi masalah-masalah tersebut.

ü  Kemampuan untuk bekerja sama dan mengadakan hubungan yang baik dengan staf sekolah yang lain.

ü  Kemampuan mengintervie dengan efektif yang didasarkan pada pendidikannya.

ü  Pengetahuan dalam informasi mengenai pekerjaan, pendidikan, dan sosial serta bagaimana menggunakannya.

ü  Pendidikan dalam hal psikologi dan pandangan yang luas mengenai sifat dan sebab-sebab dari kesulitan murid-murid.

ü  Penyesuaian diri yang baik dengan lingkungannya.

ü  Ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan teknik yang digunakan dalam analisis individu.

ü  Kemampuan untuk bekerja sama dengan administrator dan membantunya dalam mengembangkan pelayanan-pelayanan sekolah yag lebih baik.

ü  Kemampuan untuk mengidentifikasi dan menggunakan referal resource yang ada di sekolah maupun di masyarakat.

Sedangkan D.E Kitch dan W.H McCreary, mengatakan bahwa tugas konselor adalah sebagai berikut:

ü  Mengadakan konseling

ü  Membantu guru-guru

ü  Membantu program umum sekolah

ü  Membantu sekolah dalam bekerja sama dengan masyarakat

  1. F.       Evaluasi Terhadap Layanan Bimbingan di Sekolah

Evaluasi yang countinue penting bagi usaha untuk terus menerus memperbaiki layanan bimbingan. Evaluasi harus dilaksanakan dengan sadar dan sistematis. Evaluasi harus ditujukan pada usaha-usaha untuk mengukur pencapaian tujuan dari bimbingan di sekolah. Evaluais bimbingan tidak boleh dilepaskan dari evaluasi sekolah secara keseluruhan

Mengapa harus diadakan evaluasi pelayanan bimbingan?

Evaluasi bertujuan untuk memeriksa efektivitas dari program bimbingan. Memperjelas dan memvalidasikan hipotesis-hipotesis yang mendasari kegiatanyang dilakukan. Selain itu untuk mengetahui apakah pengalaman-pengalaman belajar yang diberikan memang benar-benar diperlukan oleh siswa. Dan juga untuk mengukur keberhasilan dari kegiatan-kegiatan staf sekolah. Serta hasil evaluasi diperlukan untuk memberikan laporan kepada masyarakat.

DAFTAR RUJUKAN

Kusmintardjo. 1991. Pengelolaan Layanan Khusus di Sekolah. Jilid I. Malang: UPT Perpustakaan UM

Bandono. 2007. Program Bimbingan Konseling Dan Standar Kompetensi, online, (http://bandono.web.id/files/prgbk/prgbk-BAB-III-~2006-2007.pdf , diakses, rabu 29 Mei)

Kusmiharto, Herry. t.t. Bimbingan  Konseling, online, (http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=18&cad=rja&ved=0CE0QFjAHOAo&url=http%3A%2F%2Fluluasegaf.files.wordpress.com%2F2010%2F12%2Fbimbingan-kons1.ppt&ei=PZylUb3PIIS0rAeP9YG4DA&usg=AFQjCNG7x-6fquR-Zuztm4pRP23U6JG0qQ&sig2=NKbJYifdW6fUUA0pq0K-dQ&bvm=bv.47008514,d.bmk , diakses, rabu 29 Mei)

 

Pengelolaan Layanan Asrama Sekolah

Apa sih yang dimaksud dengan asrama sekolah ?. pasti kita sudah tidak asing lagi dengan kata-kata asrama. Yah, pastinya di otak kita langsung keluar bahwa asrama adalah tempat penginapan. Arti dari asrama memang merupakan tempat penginapan, untuk lebih jelas dan detail ada beberapa para ahli yang berpendapat mengenai asrama sekolah yang memudahkan kita untuk memahami tentang asrama sekolah. Berikut beberapa para ahli yang berpendapat: Alvin Toffler memberikan penjelasan bahwa asrama sekolah adalah suatu tempat tinggal bagi anak-anak dimana mereka diberi pengajaran atau bersekolah. Sedangkan Carter V. Good dalam “Dictionary of Education” menggunakan istilah asrama sekolah dengan boarding school dan mengartikan bahwa asrama sekolah merupakan lembaga pendidikan baik tingkat dasar ataupun tingkat menengah yang menjadi tempat bagi para siswa untuk dapat bertempat tinggal selama mengikuti program pengajaran. Jadi menurut saya pada intinya asrama sekolah merupakan layanan yang sangat penting diberikan oleh pihak sekolah kepada seluruh peserta didiknya, mengapa demikian ?, karena kita ketahui jaman modern seperti ini banyak sekali orang tua yang berkarier sehingga mereka sulit untuk mengontrol atau mengawasi segala aktifitas anak-anaknya, dengan adanya asrama sekolah maka dapat membantu para orang tua dalam mengontrol segala aktifitas anak-anaknya karena segala aktifitas yang dilakukan para siswa pasti hanya di sekitar lingkungan sekolah yang dapat diawasi oleh seluruh para guru dan pengelola asrama. Apalagi dengan adanya asrama sekolah, banyak sekali kegiatan-kegiatan yang menarik para siswa untuk selalu terjun ke dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Sehingga waktu yang digunakan para siswa tidak terbuang sia-sia dengan melakukan berbagai hal yang positif dan dapat menunjang prestasi para siswa.

Banyak loh yang mengira bahwa dengan bertempat tinggal di asrama sekolah tidak enak, terlalu banyak aturan, dll tetapi jika kita melihat dari tujuan asrama sekolah, maka asrama sekolah sangat bagus untuk para siswa yang khususnya kedua orang tua mereka bekerja. Secara umum tujuan dengan adanya asrama sekolah adalah agar menunjang keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Sedangkan secara khusus tujuan penyelenggaraan asrama sekolah adalah memberikan bimbingan kepada siswa dan menanamkan rasa displin pada diri siswa, membiasakan para siswa untuk mencintai belajar bersama, dengan teman sebayanya, membantu para siswanya untuk mencintai belajar bersama dengan teman sebayanya, membantu para siswanya dalam proses pengembangan pribadinya melalui penghayatan dan pengembangan nilai-nilai kecerdasan dan keterampilan, dan membantu memberikan tempat penginapan bagi para siswa yang rumahnya jauh dari sekolah. Nah… mungkin dari para siswa yang berpendapat bahwa sebuah asrama sekolah merupakan tempat untuk mengekang karena banyaknya peraturan-peraturan yang ada, itu merukan salah besar. Karena meskipun di asrma sekolah, mereka juga bisa menjadwalkan segala aktifitas yang mereka rasa sesuai dengan hobi-hobinya, misalnya menjadwalkan kegiatan berenang bersama, nonton bareng di ruangan tertentu, aerobic atau senam yang dilakukan setiap pagi, atau dengan memasak bersama untuk di makan ramai-ramai dll yang bisa memuaskan hati mereka. Apalagi setiap hari bertemu teman-teman, maka tidak dipungkiri mereka akan lebih senang karena mereka mempunyai teman ngobrol, tempat mencurahkan isi hatinya. Jadi, salah besar jika masih aja ada yang berpendapat bahwa asrama sekolah sangat mebosankan.

Untuk pengelola asrama sekolah apakah harus dari pihak sekolah saja ?. tentu tidak, tidak hanya pihak sekolah saja yang bisa mengelola asrama sekolah, pihak luar sekolahpun juga bisa mengelola asrama sekolah. Yang penting adalah pengurus asrama sekolah terdiri atas 5 atau 7 orang. Dan hal ini harus diketahui langsung oleh wakil kepala sekolah (urusan kesiswaan). Untuk masa kerja pengurus asrama sekolah kurang lebih 3 – 5 tahun, setelah itu perlu ada pilihan lagi.

Dan hal yang paling penting, yang sering dipertimbangkan terlebih dahulu oleh peserta didik adalah fasilitas-fasilitas yang ada di asrama. Agar pengelolaan asrama sekolah dapat berjalan dengan lancar, diperlukan fasilitas-fasilitas yang menunjang penyelenggaraan asrama, misalnya saja kamar tidur yang cukup luas, kamar pakaian yang dilengkapi dengan almari pakaian serta rak sepatu/sandal yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah penghuninya, ruang makan yang dilengkapi dengan meja makan dan kursi yang sesuai dengan jumlah penghuni yang menggunakannya, memiliki kamar mandi dan WC yang memadai dengan jumlah pemakai (kira-kira dari1/5 dari jumlah penghuni), memiliki ruang belajar yang cukup luas dan yang diselaraskan dengan kebutuhan belajar para penghuninya, memiliki tempat mencuci pakaian yang memadai kebutuhan penghuninya atau ada tempat laundry khusus bagi penghuni asrama, memiliki halaman yang dapat digunakan untuk sekedar bersantai , memiliki lapangan olahraga atau bangsal olahraga, memiliki tempat ibadah, memiliki ruangan untuk menerima tamu, memiliki perpustakaan beserta ruang baca yang memadai, memiliki ruangan khusus untuk yang sedang menderita sakit sehingga memungkinkan penularan penyakit dapat dicegah.

Fungsi dari asrama adalah tempat tinggal sementara, sebagai sarana penunjang dalam proses belajar serta sebagai sarana interaksi sosial. Berdasarkan fungsi dan tujuannya, secara umum asrama sekolah dapat dibagi menjadi asrama fungsional dan asrama non asrama.

Asrama fungsional

Secara umum yang disebut asrama fungsional adalah:

  1. Mutu tempat asramayang sudah direncanakan untuk menampung sebagai tempat tinggal orang-orang tertentu
  2. Mempunyai kapasitas tampung yang cukup besar
  3. Mempunyai organisasi dengan sistem pengelolaan yang jelas

Asrama non asrama

Secara umum yang disebut dengan asrama non asrama adalah:

  1. Suatu asrama yang tidak di rencanakan khusus untuk tempat tinggal para siswa
  2. Kapasitas tampungnya relatif tidak besar
  3. Tidak mempunyai organisasi pengelolaan yang jelas

Pada umumnya yang dikenal masyarakat asrama non asrama ini dapat di bedakan dalam tiga sifat yang didasarkan kepada jangka waktu pemakaian/pembayaran dan jenis fasilitas yang disediakan atau diberikan sebagai berikut:

  1. Indekost
  • Siswa mendapatkan pelayanan (cuci, dapur dan fasilitas lainnya)
  • Membayar uang sewa setiap bulan
  • Uang sewa dapat dinaikkan setiap saat oleh pemiliknya
  1. Sewa kamar
  • Siswa hanya mendapatkan tempat untuk tidur saja
  • Membayar sewa setiap bulan
  • Sewaktu-waktu ongkos sewanya dapat dinaikkan oleh pemiliknya
  1. Kontrak
  • Siswa menyewa kamar dalam jangka waktu tertentu (biasanya maksimal satu tahun)
  • Terkadang harga sewa dapat dicicil dalam 2-3 kali bayar
  • Harga sewa dapat dinaikkan sewaktu-waktu oleh pemiliknya berdasarkan musyawarah bersama dan tertulis dalam akte kontrak.

Sumber

Dikutip dari jurnal online (http://library.binus.ac.id/eColls/eThesis/Bab2/2008-2-00070-AR%20Bab%202.pdf ). Diakses selasa, 28 Mei.

Kusmintardjo, 1992. Pengelolaan Layanan Khusus di Sekolah. Jilid II. Malang: UPT Perpustakaan UM